Saturday, February 5, 2011

Menelusur Fort de Kock


   Pagi yang dingin di Fort de kock (Bukit Tinggi) tidak mengurungkan niat saya untuk keluar dari penginapan kecil di utara Jam Gadang. berjalan menelusuri trotoar di sisi jalanan yang masih sepi tanpa aktivitas warga lokal sembari menyelidik peninggalan kaum penjajah Belanda dan juga Jepang di kota yang penuh dengan daya tarik ini.  Daya tarik dari tempat wisata, daya tarik sejarah,  dan juga daya tarik kuliner yang sangat menggoda untuk dinikmati.
  Kali ini saya benar-benar membongkar segala rasa penasaran akan Bukit Tinggi yang sebelumnya hanya bisa saya saksikan dari kaca bis atau mobil yang saya tumpangi.  Mengunjungi Lobang Jepang, Istana  Bung Hatta, dan juga berkeliling di Pasar Atas  yang menawarkan beragam suvenir antik yang juga cantik.
  Matahari mulai meninggi ketika saya mencapai Lubang Jepang. Bergabung dengan segerombolan wisatawan asal Jakarta, saya pun mulai menelusuri lorong-lorong gelap peninggalan tentara Jepang. Melihat ruang-ruang kecil tempat penyimpanan logistik sampai menelisik ruang introgasi tentara Jepang yang konon katanya juga difungsikan sebagai ruang penyiksaan bagi kaum-kaum terjajah pada masa itu.
  Keluar dari Lobang jepang dan langsung menikmati pemandangan indah Ngarai Sianok kemudian berjalan lagi menuju Pasar atas yang bersebelahan dengan Jam Gadang yang menjadi lambang kota Bukit Tinggi.  Perjalanan kali ini ditutup dengan kenikmatan Sate Kerang sembari menikmati malam di sebelah Tenggara Jam Gadang.
...

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys