Tuesday, December 14, 2010

Cerita dari Cilegok



Butuh sekitar dua jam berjalan kaki menyusuri sungai Cilegok yang airnya mengering akibat kemarau yang cukup panjang di bulan Agustus 2008 lalu. Bersama seorang teman bernama Ricardo dan Udin Soemantri a.k.a Ujang, remaja lokal yang kala itu baru berumur 16 tahun kami pun sampai di sebuah curug.(bahasa Sunda untuk air terjun) Tidak ada informasi tertulis yang saya peroleh seputar curug itu, percakapan dengan warga sekitar pun didominasi dengan kata "konon" yang dipadukan dengan "katanya".
  Curug yang berada diperbatasan desa Mekar Sari dengan Purwasedar, Ciracap, Sukabumi ini cukup membuat saya takjub dengan ketinggiannya yang kurang lebih mencapai 25 meter. Di musim kemarau air sungai Cilegok cukup keruh dan tidak menawarkan ketertarikan kepada saya untuk merenanginya. Apalagi bumbu-bumbu cerita mistis warga yang mengatakan curug ini ukup angker membuat saya tambah tidak berpikiran sedikitpun untuk merenanginya. Katanya sudah dua korban yang kehilangan nyawanya ketika berenang di lubuk ini.
  Diperjalanan menuju curug, akan dilalui beberapa curug kecil berketinggian dua sampai lima meter yang bisa dipanjat untuk sedikit memuaskan hasrat akan tantangan. Akan dilalui juga beberapa titik menarik seperti batu yang seakan-akan terlihat menggantung dan kalau jeli dapat menemukan batu berukir motif bunga mekar. Di sisi kiri curug juga akan ditemui sebuah gua yang tak saya ukur kedalamannya.
  Akhirnya, perjalanan yang cukup menyenangkan, menemukan sebuah tempat tersembunyi yang jarang dilalui manusia. Menurut cerita warga, akan lebih menarik ketika mengunjungi tempat ini ketika musim hujan. aliran yang deras akan menumpahkan air yang berlimpah dari atas curug ke lubuk di bawahnya.

...

2 comments:

Annelis Brilian said...

keren, Do! ayo dong kirim foto-fotonya ke @palingindonesia :DDD

Edmiraldo Siregar said...

ga punya twiiter annel..
hiks hiks

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys