Wednesday, August 29, 2012

Lobang Jepang #sumateradidepanmata


#sumateradidepanmata adalah perjalanan pulang saya yang nyatanya hanya untuk sementara. Melajukan kenderaan dengan variasi kecepatan yang naik turun menyesuaikan kondisi jalanan. Memutar kemudi, menginjak gas lalu menekan rem. Melewati banyak tempat menarik yang ditangkap mata minusku dengan cekatan.
  Tapi sayang, tidak semua tempat terindah itu bisa diabadikan oleh lensa kamera, banyak yang dia lewatkan namun ada yang tak boleh diringgalkan. Salah satunya ya Taman Panorama dengan pesona Ngarai Sianok dan Lobang Jepangnya yang gelap. Ketika ada sedikit waktu untuk singgah, si Kamera pun tak mau tinggal diam. Cahaya yang dia tangkap langsung disimpan ke memori otaknya yang terbatas. Katanya,"Untuk sekadar berbagi dengan meraka yang belum sempat memandang".

Tuesday, August 14, 2012

Mencari Jejak Sang Pahlawan


Menjelang Agustus lalu, kondisi Santri Asmoro terlihat cukup ramai. Kecuali satu sudut di sebelah Timur yang sepi. Isinya hanya nisan-nisan batu yang diukiri nama. Salah satu nisan menyebutkan Abdul Halim, seorang Kiai Haji yang sudah menghuni perkuburan itu sejak 1962. Untuk warga Majalengka, beliau sudah pasti sangat terkenal, tapi saya rasa tidak bagi Indonesia. Tapi tidak masalah karena mungkin Pahlawan Nasional ini tidak mengharap ketenaran. Kata cucunya KH Cholid Fadullah, yang Abdul Halim pentingkan hanya perjuangan untuk Indonesia.
  Terdaftar sebagai anggota BPUPKI, dia juga aktif dalam perjuangan dengan senjata bersama Hisbullah. Dia menuntut persatuan dan kebebasan untuk Indonesia. Kini, selain pemikiran dan kontribusi besar untuk bangsa, beliau juga mewariskan segudang ilmu untuk santri-santri yang haus ibadah. Malam itu, setelah adzan Isya berkumandang, kami pulang dan Santri Asmoro sangat pantas untuk dikenang. (Majalengka, Juli 2012)


Sunday, August 5, 2012

Purbasari Kembali Berseri


Demi kuasa atas Pasir Batang, Purbararang yang garang tega membuat adiknya Purbasari tak lagi berseri. Ditemani pengasuh setianya bernama Inang, si perempuan cantik ini harus diasingkan ke hutan. Rimba pun akhirnya membuatnya merasa aman, mungkin karena ada tatapan yang nyaman dari seokor Lutung yang hilang, Tatapan beralih ke percakapan, lalu kenalan. Walau tanpa salaman, dua mahluk ini akhirnya berteman. Si Lutung Kasarung yang sakti pun akhirnya menolong Purbasari kembali ke Pasir Batang. Dengan bantunan Dewi Ambu, Purbasari kembali berseri dan Purbararang mau tak mau menjadi malang. 
...

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys